Translate
2013/04/16
Cara mudah mengecek Mosfet,,,,!
CARA CEK MOSFET DENGAN MUDAH
FET bentuk fisiknya seperti transistor. Fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan atau menurunkan tegangan.
FET memiliki tiga kaki juga yaitu :
• GATE (G) adalah kaki input
• DRAIN (D) adalah kaki output
• SOURCE (S) adalah kaki sumber
Fungsinya biasanya digunakan pada rangkaian power supply jenis switching untuk menghasilkan tegangan tinggi untuk menggerakkan trafo.
Kakinya biasanya sudah pasti yaitu bila kita hadapkan FET ke arah kita maka urutan kakinya dari kiri ke kanan adalah GATE, DRAIN, SOURCE.
• Contoh FET penaik tegangan : K 793, K 1117, K 1214, IRF 630, IRF 730, IRF 620, dll.
• Contoh FET penurun tegangan : IRF 9610, IRF 9630, dll (biasanya 4 angka u/ IRF)
• FET PENAIK TEGANGAN
Cara mengukur :
Batas ukur Ohmmeter X10 / X1K
• FET PENURUN TEGANGANCara mengukur :
Batas ukur Ohmmeter X10 / X1K
FET bentuk fisiknya seperti transistor. Fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan atau menurunkan tegangan.
FET memiliki tiga kaki juga yaitu :
• GATE (G) adalah kaki input
• DRAIN (D) adalah kaki output
• SOURCE (S) adalah kaki sumber
Fungsinya biasanya digunakan pada rangkaian power supply jenis switching untuk menghasilkan tegangan tinggi untuk menggerakkan trafo.
Kakinya biasanya sudah pasti yaitu bila kita hadapkan FET ke arah kita maka urutan kakinya dari kiri ke kanan adalah GATE, DRAIN, SOURCE.
• Contoh FET penaik tegangan : K 793, K 1117, K 1214, IRF 630, IRF 730, IRF 620, dll.
• Contoh FET penurun tegangan : IRF 9610, IRF 9630, dll (biasanya 4 angka u/ IRF)
• FET PENAIK TEGANGAN
Cara mengukur :
Batas ukur Ohmmeter X10 / X1K
• FET PENURUN TEGANGANCara mengukur :
Batas ukur Ohmmeter X10 / X1K
2013/04/11
Teknik Penyambungan Kabel 1 Phase, 2 Phase, 3 Phase
13 11 2009
Kabel (kabel listrik-red)merupakan salah satu kebutuhan yang sangat intim dalam
penyediaan instalasi listrik di rental lighting. Banyak sekali dan
tentunya membutuhkan uang yang cukup banyak untuk penyediaannya, dalam
hal untuk mencukupi kebutuhan dalam suatu event. Kadang
kala para karyawan lapangan membutuhkan kabel yang melebihi dari
perkiraan kita. Sedikit lampu yang terpasang, belum tentu membutuhkan
kabel yang sedikit pula. Situasi tersebut dikarenakan adanya situasi
lapangan,ataupun panggung yang tidak memungkinkan. Lighting Designer
(penata lampu) juga punya andil yang besar dalam mempengaruhi banyak
tidaknya kabel yang terbuang percuma. Namun demikian para karyawan
lapangan (kuli lampu-red) juga harus slalu beradaptasi dalam hal ini.
Kuli lampu yang handal harusnya bisa mengatasi kekurangan kabel
sedemikian rupa, apalagi bilamana event tersebut jauh dari rumah
(gudang). Meminimalkan penggunaan kabel haruslah ditanamakan dari dini
kepada kuli lampu yang masih baru dan awam. Tentu saja juga diberi
pengertian dan rumus2 jitu dalam hal ini.
Penggunaan kabel berukuran 4×2,5
(serabut) banyak digunakan di rental rental Indonesia. Berbagai jenis
merk dari kabel tersebut mewarnai dunia usaha rental. Kabel 4×2,5,
didalamnya ada beberapa warna.Perlambangan warna yang terdapat di dalam
kabel ini:
Hitam: melambangkan negativeMerah: melambangkan positive
Kuning:melambangkan positive (bilamana digunakan dalam penyambungan 3phase)
Melambangkan negative (bilamana digunakan dalam penyambungan 2phase)
Warna kabel ini kadang ada juga yang bergaris hijau/biru(tergantung jenis kabel)
Hijau: melambangkan positive
Kadang kabel ini tidak bewarna hijau, melainkan biru.
Namun demikian, penjabaran diatas
merupakan dari persetujuan dari para kulilampu dengan team di rental
sendiri(sudah beberapa kali saya searching di google belum menemukan
atas penjabaran hal ini). Ada beberapa teknik penyambungan, antara lain:
1 phase:
Tehnik ini seperti teknik penyambungan
standart. Apabila menggunakan kabel 2 x 2,5. Sangatlah mudah untuk
melakukannya. Namun perlu dimengerti bahwa haruslah disamakan warna
kabelnya. Lambang kabel hitam merupakan positive.
Teknik ini harus mendapat persetujan dari
teman teman kuli lampu dilapangan sebelumnya. Karena hal ini merupakan
kebiasaan. Dimana ada beberapa orang yang menggunakan semua kabel, atau
ada beberapa yang meninggalkan kabel warna kuningnya. (lihat dulu beban
yang akan dilewati kabel tersebut.
Sangat umum dan lazim teknik ini dimana
mana dilakukan dalam penyambungan PAR dalam pipa bar. Teknik ini sangat
membantu sekali dalam meminimalkan pemakaian kabel dilapangan.
Pemakaian kabel yang bagus sangat
disarankan dalam teknik penyambungan ini. Jangan sampai ditengah tengah
event anda, anda sendiri kebingungan memikirkan kabel anda yang panas,
karena kelebihan beban. Teknik 3 phase juga sangat riskan dengan adanya
problem kabel yang panas. Namun bilamana anda menggunakan merk kabel
yang bagus, saya kira untuk beban @6kva dengan panjang kabel kurang
dari 15mt, masih sanggup untuk menahan beban sepanjang malam event anda.
sumber: avodigit@gmail.com
tekhnik pengelasan dalam air
Meskipun teknik pengelasan basah bawah air (dalam hal ini yang
dimaksud adalah wet welding) telah dikenal sejak 1930, namun pada
kenyataannya belum banyak pihak yang tertarik untuk mengaplikasikannya
sebagai solusi yang tepat guna. Ada beberapa keuntungan yang didapat
dari teknik pengelasan ini, diantaranya adalah biaya yang relatif lebih
murah dan persiapan yang dibutuhkan jauh lebih singkat dibanding dengan
teknik yang lain, namun ada hal-hal lain yang mesti dipertimbangkan
sebelum mengaplikasikannya. Artikel ini akan membahas tentang
aplikasinya dalam perbaikan struktur lepas pantai dengan fokus pada
batasan-batasan dan tantangan-tantangannya. Selama masa operasinya ,
struktur lepas pantai akan membutuhkan beberapa intervensi bawah air
untuk perawatan, perbaikan atau perubahan seperti :
Penguatan untuk resertifikasi struktur yang telah habis design life-nya
Perbaikan karena kesalahan design
Perbaikan karena kerusakan yang disebabkan oleh :
Kesalahan pada saat instalasi
Insiden, misalkan tertabrak kapal, badai, kejatuhan benda dari atas dek, dsb
keretakan pada sambungan karena keadaan lingkungan (ombak, angin)
Penambahan struktur karena adanya perubahan operasi ( pemasangan riser clamp, caisson, dsb )
Pemasangan anode
Seperti disebutkan diatas bahwa belum banyak pihak yang tertarik untuk menerapkan teknik pengelasan bawah air ini. Ini terbukti bahwa hanya ada 50 kegiatan pengelasan bawah air untuk perbaikan struktur lepas pantai yang dipublikasikan selama 40 tahun terakhir, itu juga dengan sedikit informasi yang bersifat teknik. Pihak industri masih tertarik untuk memakai pengelasan hyperbaric atau pemasangan clamp meskipun butuh persiapan yang lebih rumit dan biaya yang lebih mahal. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa kendala yang masih ada yang membuat pihak industri masih keberatan untuk memakai teknik ini, juga beberapa tantangan bila kita ingin menggunakannya. Untuk intervensi diatas, ada beberapa teknik yang umum dipakai seperti
: Grinding out cracks
Keengganan pihak industri untuk memakai teknik pengelasan bawah air ini bisa dimengerti mengingat hal- hal berikut:
Meskipun ada beberapa kendala yang membuat pihak industri enggan untuk memakai teknik pengelasan ini,sebenarnya ada beberapa usaha perbaikan yang telah dilakukan, baik dalam teknik pengelasan maupun mutu elektrodanya, seperti :
Seperti telah disebutkan diatas, selain biaya yang lebih murah, hal yang terpenting yang patut dipertimbangkan dalam pemilihan aplikasi pengelasan bawah air adalah persiapan yang singkat. Perlatan yang digunakan untuk pekerjaan ini hampir sama dengan teknik pengelasan kering. ada beberapa hal yang harus dipikirkan sehingga penerapan teknik pengelasan basah bawah air ini lebih diterima oleh industri :
Aberdeen, United Kingdom
Penguatan untuk resertifikasi struktur yang telah habis design life-nya
Perbaikan karena kesalahan design
Perbaikan karena kerusakan yang disebabkan oleh :
Kesalahan pada saat instalasi
Insiden, misalkan tertabrak kapal, badai, kejatuhan benda dari atas dek, dsb
keretakan pada sambungan karena keadaan lingkungan (ombak, angin)
Penambahan struktur karena adanya perubahan operasi ( pemasangan riser clamp, caisson, dsb )
Pemasangan anode
Seperti disebutkan diatas bahwa belum banyak pihak yang tertarik untuk menerapkan teknik pengelasan bawah air ini. Ini terbukti bahwa hanya ada 50 kegiatan pengelasan bawah air untuk perbaikan struktur lepas pantai yang dipublikasikan selama 40 tahun terakhir, itu juga dengan sedikit informasi yang bersifat teknik. Pihak industri masih tertarik untuk memakai pengelasan hyperbaric atau pemasangan clamp meskipun butuh persiapan yang lebih rumit dan biaya yang lebih mahal. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa kendala yang masih ada yang membuat pihak industri masih keberatan untuk memakai teknik ini, juga beberapa tantangan bila kita ingin menggunakannya. Untuk intervensi diatas, ada beberapa teknik yang umum dipakai seperti
: Grinding out cracks
- Clamps
- Grout filling
- Pengelasan hyperbaric
- Pengelasan bawah air
Keengganan pihak industri untuk memakai teknik pengelasan bawah air ini bisa dimengerti mengingat hal- hal berikut:
- Class, baik DNV atau LR belum menerima teknik ini untuk perbaikan yang sifatnya permanen. Ada weld defects yang hampir selalu menyertai (porosity, lack offusion, cracking) yang memberatkan teknik pengelasan ini untuk tujuan-tujuan perbaikan permanen. memang untuk perbaikan elemen yang 'kurang penting', classs sudah bisa menerimanya sebagai permanen bersyarat bisa dianggap sebagai permanen asal dalam inspeksi mendatang tidak ditemukan penurunan yang signifikan dari kualitas pengelasan tsb
- Mengacu pada AWS D3.6:1999 'Specification for underwater welding', hasil terbaik yang bisa diperoleh dari teknik ini adalah baru Class B. hasil seperti ini hanya bisa diterima kalau tujuan pengelasan hanyauntuk aplikasi yang kurang penting/kritis dimana ductility yang lebih rendah, porosity yang lebih banyak, discontinuities yang relatif lebih banyak masih bisa diterima. Kalaupun pengelasan ini dipakai biasanya hanya diaplikasikan untuk tujuan-tujuan yang sifatnya 'fit for purpose' saja.
- Tingginya resiko hydrogen cracking di area HAZ terutama untuk material yang mempunyai kadar carbon equivalent lebih tinggi dari 0.4%. Terutama di Laut Utara, struktur lepas pantainya biasa menggunakan material ini.
- Dari pengalaman yang ada di industri, teknik pengelasan ini hanya dilakukan sampai kedalam yang tidak lebih dari 30 m.
- Kinerja proses shieldedmetal arc (SMA) dari elektroda ferritic memburuk dengan bertambahnya kedalam. Produsen elektroda komersial juga membatasai penggunaannya sampai kedalaman 100 meter saja.
- Sifat hasil pengelasan juga memburuk dengan bertambahnya kedalaman, teruatama ductility dan toughness.
- Karena kontak langsung dengan air, maka air di sekitar area pengelasan menjadi mendidih dan terionisasi menjadi gas oksigen dan hidrogen. Sebagian gas ini melebur ke area HAZ tapi sebagian besar lainnya akan mengalir ke udara. Bila aliran ini tertahan, maka akan terjadi resiko ledakan yang biasanya membahayakan penyelam.
Meskipun ada beberapa kendala yang membuat pihak industri enggan untuk memakai teknik pengelasan ini,sebenarnya ada beberapa usaha perbaikan yang telah dilakukan, baik dalam teknik pengelasan maupun mutu elektrodanya, seperti :
- Hydrogen cracking dan hardness di area HAZ bisa diminimalisasi atau dihindari dengan penerapan teknik multiple temper bead (MTB). Konsep dari teknik ini adalah dengan mengontrol rasio panas (heat input) diantara lapisan-lapisan bead pengelasan. Untuk mengontrol panas ini, ukuran bead pada lapisan pengelasan pertama harus 'disesuaikan' sehingga penetrasi minimum ke material bisa didapat. Begitu juga untuk lapisan yang kedua dan seterusnya. ada tiga parameter yang mempengaruhi kualitas pengelasan dalam penerapan MTB ini, yaitu : jarak antara temper bead, rentang waktu pengelasan dan heat input.
- Teknik buttering juga bisa digunakan terutama untuk material dengan CE lebih dari 0.4%. Elektroda butter yang digunakanbisa elektroda yang punya oxidizing agent atau elektroda thermit.
- Pemakain elektroda dengan oxidizing agent, agent ini akan menyerap kembali gas hidrogen atau oksigen yang terserap di haz
- Pemakaian thermit elektroda juga bisa digunakan.Elektroda jenis ini akan memproduksi panas yang tinggidan pemberian material las (weld metal) yang sedikit sehingga mengurangi kecepatan pendinginan dari hasil pengelasan oleh suhu di sekitarnya sehingga terjadi semacam proses post welding heat treatment.
- Elektroda berbasis nickel bisa menahan hidrogen untuk tidak berdifusi ke area HAZ. hanya sayangnya hardness di area HAZ masih tinggi dan kualitas pengelasan hanya baik untuk kedalaman sampai 10 meter.
Seperti telah disebutkan diatas, selain biaya yang lebih murah, hal yang terpenting yang patut dipertimbangkan dalam pemilihan aplikasi pengelasan bawah air adalah persiapan yang singkat. Perlatan yang digunakan untuk pekerjaan ini hampir sama dengan teknik pengelasan kering. ada beberapa hal yang harus dipikirkan sehingga penerapan teknik pengelasan basah bawah air ini lebih diterima oleh industri :
- Hal-hal yang disebutkan diatas untuk menjembatani kekurangan dalam pekerjaan pengelasan bawah air baru terbukti untuk kedalaman sampai 30 meter saja. Lembaga-lembaga pengelasan harus proaktif untuk mencoba teknik-teknik baru untuk perairan yang lebih dalam lagi.
- Pengelasan teknik ini tergantung sekali pada kemampuan penyelam. artinya kalaupun tekniknya memungkinkan, pengelasan hanya bisa dilakukan sampai kedalaman 200 meter saja. Perlu dipikirkan penggunaan teknik secara otomatis atau mekanis untuk perairan yang lebih dalam lagi.
Aberdeen, United Kingdom
Tags:
Langgan:
Catatan (Atom)